MEMIHAK DOSA
Baca: Matius 27:11-26
"Siapa yang kamu kehendaki kubebaskan bagimu, Yesus Barabas atau Yesus, yang disebut Kristus?" Matius 27:17
Baca: Matius 27:11-26
"Siapa yang kamu kehendaki kubebaskan bagimu, Yesus Barabas atau Yesus, yang disebut Kristus?" Matius 27:17
Dunia terbalik! Inilah pernyataan banyak orang menyikapi apa yang sedang terjadi dan melanda dunia ini. Bagaimana tidak? Di dunia ini apa saja bisa terjadi: hukum bisa diperjualbelikan, uang berkuasa, keadilan sulit ditegakkan, kejahatan dan dosa semakin merajalela di mana-mana; sementara, kebenaran kian tidak ada tempat di dunia ini. Orang yang jelas-jelas bersalah bisa dibenarkan, sebaliknya orang yang berbuat benar malah dipersalahkan. Di zaman sekarang ini uanglah yang 'berbicara' sehingga segala hal bisa diatur dan dikompromikan!
Pilatus adalah contoh orang yang lebih memilih berkompromi dengan ketidakbenaran. Ketika orang-orang Yahudi menyerahkan dua orang kepadanya, yaitu Barabas dan Yesus Kristus kepadanya untuk diadili, Pilatus tidak bisa bertindak tegas, padahal ia tahu benar siapa yang salah dan siapa yang benar. Barabas jelas-jelas adalah orang yang terkenal kejahatannya. Bagaimana dengan Yesus Kristus? Dia sama sekali tidak bersalah dan tidak ada kejahatan apa pun yang diperbuat olehNya sehingga dapat dijadikan alasan menghukum Dia. Pilatus pun tahu benar alasan mengapa Yesus Kristus diserahkan yaitu karena orang-orang Yahudi sangat dengki. Ketika orang banyak berteriak, "Salibkan Yesus dan Barabas!", Pilatus harus mengingkari hati nuraninya dan lebih memihak kepada yang salah, "...ia membebaskan Barabas bagi mereka, tetapi Yesus disesahnya lalu diserahkannya untuk disalibkan." (Matius 27:26).
Bukankah masih banyak orang Kristen seperti Pilatus? Memilih berkompromi dengan dosa demi jabatan, popularitas, pasangan hidup, komunitas, pertemanan. Kita lebih taat kepada manusia daripada harus taat kepada Tuhan. "Tidakkah kamu tahu, bahwa persahabatan dengan dunia adalah permusuhan dengan Allah? Jadi barangsiapa hendak menjadi sahabat dunia ini, ia menjadikan dirinya musuh Allah." (Yakobus 4:4). Kompromi terhadap dosa adalah bukti bahwa kita tidak taat kepada Tuhan, "...dan setiap pelanggaran dan ketidaktaatan mendapat balasan yang setimpal," (Ibrani 2:2).
"Hiduplah sebagai anak-anak yang taat" (1 Petrus 1:14), jika tidak, maka Tuhan akan menolak kita!
Disadur dari Renungan Harian Air
Hidup, edisi 8 Mei 2013 -
0 komentar:
Posting Komentar