MENGKOREKSI DIRI
Baca: Kejadian 3:1-24
"Perempuan yang Kautempatkan di sisiku, dialah yang memberi dari buah pohon itu kepadaku, maka kumakan." Kejadian 3:12
"Perempuan yang Kautempatkan di sisiku, dialah yang memberi dari buah pohon itu kepadaku, maka kumakan." Kejadian 3:12
Sepenggal ayat nas di atas menggambarkan keadaan manusia saat pertama kali jatuh dalam dosa. ketika ditanya Tuhan, "Mengapa hal ini bisa terjadi?", tindakan pertama yang dilakukan adalah menyalahkan orang lain dan saling melempar tanggung jawab atas ketidaktaatan yang mereka perbuat. Adam berusaha membela diri dengan menyalahkan Hawa yang telah memberinya buah dari pohon kehidupan itu. Hawa pun tidak mau jika ia disalahkan sepenuhnya, "Ular itu yang memperdayakan aku, maka kumakan." (Kejadian 3:13). Akhirnya si ular yang merupakan trouble maker pun tak bisa mengelak walau sebenarnya ia hanya sebagai sarana yang dipakai Iblis untuk memperdaya manusia. Jadi bukanlah hal yang mengejutkan bila banyak orang saling mempersalahkan dan melempar tanggung jawab apabila kedapatan melakukan kesalahan atau pelanggaran. Contoh nyata adalah para koruptor di negeri ini. Ketika ada satu orang yang tertangkap, ia pun 'berkicau', tidak mau disalahkan sendirian, dan bila ternyata ada banyak orang turut terlibat mereka akan saling menuding, melempar kesalahan dan ingin 'cuci tangan'.
Peristiwa serupa sering juga terjadi dalam kehidupan orang percaya. Adalah tidak mudah bagi seseorang untuk legowo atau berjiwa besar mengakui setiap kesalahan atau pelanggaran yang telah diperbuat. Kita cenderung menyalahkan rekan pelayanan dan rekan kerja, suami menyalahkan isteri, isteri menyalahkan suami, orangtua menyalahkan anak dan juga sebaliknya. Siapa yang menuai keuntungan dalam hal ini? Tak lain dan tak bukan adalah si Iblis. Iblis akan tertawa lepas karena ia telah berhasil menjalankan misinya: memecah belah dan menghancurkan kehidupan orang Kristen. Iblis tidak harus memeras keringat dalam bekerja, namun sudah banyak orang menjadi korbannya. Padahal Iblis hanya berusaha mencari celah kecil untuk bisa menerobos.
Mari, berhenti saling menyalahkan! Biarlah masing-masing senantiasa mengoreksi diri dan dengan rendah hati mengakui kesalahan di hadapan Tuhan supaya Iblis tidak menari-nari di atasnya.
"Marilah kita menyelidiki dan memeriksa hidup kita, dan berpaling kepada TUHAN." Ratapan 3:41
Disadur dari Renungan Harian Air
Hidup, edisi 21 Agustus 2013 -
0 komentar:
Posting Komentar