GBI Gema Golgota

Senin, 02 September 2013

KRISTEN DEWASA: Peka Rohani!

KRISTEN DEWASA: Peka Rohani!
Baca:  Efesus 4:1-16

"sampai kita semua telah mencapai kesatuan iman dan pengetahuan yang benar tentang Anak Allah, kedewasaan penuh, dan tingkat pertumbuhan yang sesuai dengan kepenuhan Kristus,"  (Efesus 4:13).

Tuhan menghendaki kita menjadi orang-orang Kristen yang makin hari makin bertumbuh di dalam kedewasaan rohani.  Orang yang dewasa telah meninggalkan sifat kanak-kanaknya  (baca  1 Korintus 13:11).  Di dalam Ibrani 5:13-14 dikatakan,  "Sebab barangsiapa masih memerlukan susu ia tidak memahami ajaran tentang kebenaran, sebab ia adalah anak kecil. Tetapi makanan keras adalah untuk orang-orang dewasa, yang karena mempunyai pancaindera yang terlatih untuk membedakan yang baik dari pada yang jahat."  Orang yang dewasa rohani memiliki pancaindera yang terlatih sehingga dapat membedakan mana yang baik dan mana yang jahat, mana yang berkenan kepada Tuhan dan mana yang tidak berkenan.  Inilah yang disebut dengan kepekaan rohani.

     Apa itu kepekaan rohani?  Kemampuan memahami pimpinan atau kegerakan Roh Kudus, mengerti kehendak Tuhan, merespons kasih dan kebaikanNya, serta menyadari kesalahan dan pelanggaran yang telah diperbuat.  Orang yang memiliki kepekaan rohani akan memiliki kehidupan yang selaras dengan firman Tuhan dan seirama dengan hati Tuhan.  Kepada jemaat di Filipi rasul Paulus menasihati,  "Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus,"  (Filipi 2:5).  Bagaimana supaya kita punya kepekaan rohani?  Terus melatihnya dengan belajar mengutamakan perkara-perkara rohani sebagaimana rasul Paulus sampaikan,  "...carilah perkara yang di atas, di mana Kristus ada,...Pikirkanlah perkara yang di atas, bukan yang di bumi."  (Kolose 3:1-2), karena kepekaan rohani tidak terjadi dalam semalam.  Artinya kita harus terus berproses untuk menjadi pribadi yang peka rohani.  Proses itu harus kita kerjakan dari hari ke sehari, seumur hidup kita, selama kita masih bernafas.

     Semakin kita mengutamakan perkara rohani semakin dengan sendirinya kita akan memikirkan Tuhan dan firmanNya setiap hari.

Mari merindukan untuk selalu menyenangkan hati Tuhan dengan melakukan apa kehendakNya sebagai balasan kebaikan dan kasih Tuhan yang telah kita terima.

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 3 September 2013 -

0 komentar:

Posting Komentar