FIRMAN+IMAN+TAAT=MUJIZAT
Baca: Ibrani 3:7-19
"Pada hari ini, jika kamu mendengar suara-Nya, janganlah keraskan hatimu seperti dalam kegeraman", Ibrani 3:15
"Pada hari ini, jika kamu mendengar suara-Nya, janganlah keraskan hatimu seperti dalam kegeraman", Ibrani 3:15
Ada banyak orang Kristen yang beranggapan bahwa iman dan firman itu adalah dua hal yang terpisah, tidak ada kaitan sama sekali. Benarkah? Sesungguhnya iman dan firman Tuhan adalah dua hal yang tak terpisahkan, merupakan satu kesatuan. Tidak ada firman tidak ada iman, karena iman timbul akibat mendengar firman Tuhan. "Jadi, iman timbul dari pendengaran, dan pendengaran oleh firman Kristus." (Roma 10:17). Ketika kita taat melakukan apa yang kita dengar kita akan mengalami perkara yang heran dan ajaib. "Apa yang tidak pernah dilihat oleh mata, dan tidak pernah didengar oleh telinga, dan yang tidak pernah timbul di dalam hati manusia: semua yang disediakan Allah untuk mereka yang mengasihi Dia." (1 Korintus 2:9).
Ketika mendengar suara Tuhan, "Datanglah!" (Matius 14:29), timbul iman dalam diri Petrus sehingga ia pun turun dari perahu dan berjalan di atas air mendapatkan Yesus. Karena iman, Petrus dapat melakukan hal yang secara manusia mustahil untuk dilakukan. Iman Petrus timbul setelah ia mendengar firman Tuhan, di mana iman itu disertai dengan perbuatan atau tindakan. "Kamu lihat, bahwa iman bekerjasama dengan perbuatan-perbuatan dan oleh perbuatan-perbuatan itu iman menjadi sempurna." (Yakobus 2:22). Mendengar firman Tuhan, lalu timbul iman, dan kemudian taat melakukan firman yang telah didengar adalah langkah untuk mengalami mujizat.
Ketika taat melakukan apa yang diperintahkan Tuhan melalui abdiNya (Elia), janda Sarfat juga mengalami mujizat dan perkara-perkara yang mustahil. "Tepung dalam tempayan itu tidak habis dan minyak dalam buli-buli itu tidak berkurang seperti firman TUHAN yang diucapkan-Nya dengan perantaraan Elia." (1 Raja-Raja 17:16).
Kita pun akan mengalami perkara-perkara besar ketika kita taat melakukan firman Tuhan yang telah kita dengar. Sebaliknya, selama kita masih mengeraskan hati, berjalan dengan kekuatan sendiri dan tidak mau taat melakukan firman Tuhan yang telah kita dengar, mujizat dan perkara-perkara ajaib itu akan semakin jauh dari kehidupan kita.
Kekerasan hati dan ketidaktaatan adalah penghalang utama untuk mengalami perkara-perkara yang mustahil!
Disadur dari Renungan Harian Air
Hidup, edisi 11 Maret 2014
0 komentar:
Posting Komentar