KARIB DENGAN TUHAN: Berjalan Dengan Dia
Baca: Keluaran 33:1-23
"Aku sendiri hendak membimbing engkau dan memberikan ketenteraman kepadamu." Keluaran 33:14
Bagaimana perasaan Saudara saat berjalan berdampingan dengan seseorang yang sangat Saudara banggakan dan andalkan dalam hidup ini? Tentunya Saudara akan merasa aman, tenteram dan juga merasakan ketenangan. Itulah yang akan dirasakan oleh setiap orang percaya yang senantiasa berjalan berdampingan dengan Tuhan (karib dengan Tuhan).
Daud memiliki pengalaman yang luar biasa berjalan dengan Tuhan, karena itu ia berkata, "Hanya dekat Allah saja aku tenang, dari pada-Nyalah keselamatanku. Hanya Dialah gunung batuku dan keselamatanku, kota bentengku, aku tidak akan goyah." (Mazmur 62:2-3). Ketidakmampuan berjalan sendiri dirasakan oleh Musa juga, karena itu ia sangat merindukan kehadiran Tuhan untuk menuntun, membimbing dan menyertai langkahnya. Musa berusaha untuk melunakkan hati Tuhan supaya Ia mau berjalan bersamanya: "Maka sekarang, jika aku kiranya mendapat kasih karunia di hadapan-Mu, beritahukanlah kiranya jalan-Mu kepadaku, sehingga aku mengenal Engkau, supaya aku tetap mendapat kasih karunia di hadapan-Mu. Ingatlah, bahwa bangsa ini umat-Mu." (Keluaran 33:13). Tanpa campur tangan Tuhan mustahil Musa dapat memimpin bangsa Israel keluar dari tanah Mesir, ke negeri yang telah dijanjikan Tuhan.
Dalam menjalani hidup ini jangan sekali-kali bersandar dan mengandalkan kekuatan sendiri, semua akan sia-sia. Sebaliknya andalkan Tuhan dalam segala perkara. Mengandalkan Tuhan berarti kita senantiasa berjalan bersama Dia setiap waktu. Semakin kita berjalan dengan Tuhan semakin kita beroleh kekuatan untuk menjalani hari-hari kita yang penuh dengan pergumulan hidup ini. Memang, berjalan dengan Tuhan bukan berarti kita akan terbebas dari masalah, tapi di setiap permasalahan yang terjadi kita tidak menghadapinya sendirian karena ada Tuhan yang siap untuk menopang kita. Tuhan berjanji, "Sampai masa tuamu Aku tetap Dia dan sampai masa putih rambutmu Aku menggendong kamu. Aku telah melakukannya dan mau menanggung kamu terus; Aku mau memikul kamu dan menyelamatkan kamu." (Yesaya 46:4).
Jalan bersamaNya hidup kita penuh mujizat; terhadap orang yang karib denganNya diberitahukanNya perjanjianNya dan dinyatakan kuasaNya (baca Mazmur 25:14).
"Aku sendiri hendak membimbing engkau dan memberikan ketenteraman kepadamu." Keluaran 33:14
Bagaimana perasaan Saudara saat berjalan berdampingan dengan seseorang yang sangat Saudara banggakan dan andalkan dalam hidup ini? Tentunya Saudara akan merasa aman, tenteram dan juga merasakan ketenangan. Itulah yang akan dirasakan oleh setiap orang percaya yang senantiasa berjalan berdampingan dengan Tuhan (karib dengan Tuhan).
Daud memiliki pengalaman yang luar biasa berjalan dengan Tuhan, karena itu ia berkata, "Hanya dekat Allah saja aku tenang, dari pada-Nyalah keselamatanku. Hanya Dialah gunung batuku dan keselamatanku, kota bentengku, aku tidak akan goyah." (Mazmur 62:2-3). Ketidakmampuan berjalan sendiri dirasakan oleh Musa juga, karena itu ia sangat merindukan kehadiran Tuhan untuk menuntun, membimbing dan menyertai langkahnya. Musa berusaha untuk melunakkan hati Tuhan supaya Ia mau berjalan bersamanya: "Maka sekarang, jika aku kiranya mendapat kasih karunia di hadapan-Mu, beritahukanlah kiranya jalan-Mu kepadaku, sehingga aku mengenal Engkau, supaya aku tetap mendapat kasih karunia di hadapan-Mu. Ingatlah, bahwa bangsa ini umat-Mu." (Keluaran 33:13). Tanpa campur tangan Tuhan mustahil Musa dapat memimpin bangsa Israel keluar dari tanah Mesir, ke negeri yang telah dijanjikan Tuhan.
Dalam menjalani hidup ini jangan sekali-kali bersandar dan mengandalkan kekuatan sendiri, semua akan sia-sia. Sebaliknya andalkan Tuhan dalam segala perkara. Mengandalkan Tuhan berarti kita senantiasa berjalan bersama Dia setiap waktu. Semakin kita berjalan dengan Tuhan semakin kita beroleh kekuatan untuk menjalani hari-hari kita yang penuh dengan pergumulan hidup ini. Memang, berjalan dengan Tuhan bukan berarti kita akan terbebas dari masalah, tapi di setiap permasalahan yang terjadi kita tidak menghadapinya sendirian karena ada Tuhan yang siap untuk menopang kita. Tuhan berjanji, "Sampai masa tuamu Aku tetap Dia dan sampai masa putih rambutmu Aku menggendong kamu. Aku telah melakukannya dan mau menanggung kamu terus; Aku mau memikul kamu dan menyelamatkan kamu." (Yesaya 46:4).
Jalan bersamaNya hidup kita penuh mujizat; terhadap orang yang karib denganNya diberitahukanNya perjanjianNya dan dinyatakan kuasaNya (baca Mazmur 25:14).
Disadur dari Renungan Harian Air
Hidup, edisi 14 Maret 2014
0 komentar:
Posting Komentar