GBI Gema Golgota

Rabu, 04 Maret 2015

JANGAN ADA PERPECAHAN


JANGAN ADA PERPECAHAN


"Yang aku maksudkan ialah, bahwa kamu masing-masing berkata: Aku dari golongan Paulus. Atau aku dari golongan Apolos. Atau aku dari golongan Kefas. Atau aku dari golongan Kristus."  1 Korintus 1:12





Mengapa rasul Paulus perlu sekali mengingatkan jemaat di Korintus pentingnya persekutuan?  Karena di antara pengikutnya telah terjadi perpecahan, hubungan antar anggota tubuh Kristus tidak lagi harmonis.  Mereka membentuk kubu atau golongan:  golongan Apolos, golongan Kefas dan golongan Kristus.  Pertanyaannya:  apakah masing-masing golongan memiliki Kristus yang berbeda-beda?  Tentu saja tidak, artinya mereka sendiri yang telah membentuk benteng-benteng atau sekat-sekat di antara mereka.  Karena itu rasul Paulus bertanya:  "Adakah Kristus terbagi-bagi?"  (1 Korintus 1:13).



     Di zaman sekarang ini ada banyak orang Kristen yang tanpa sadar hatinya melekat kepada hamba Tuhan dibanding firman yang disampaikan.  Mereka mulai mengkultuskan dan mengidolakan pemimpin rohani atau pendeta, bukan lagi Kristus.  Mereka lebih suka menyanjung atau memuja manusia yang tampak secara kasat mata daripada Tuhan yang tidak kelihatan.  Mereka ogah-ogahan datang beribadah jika tahu yang berkhotbah ada pendeta yang kurang menarik dan tidak disukai.  Inilah yang akhirnya menjadi biang perpecahan di antara jemaat dalam sebuah gereja.  Mereka lupa, bahwa sehebat apa pun hamba Tuhan mereka hanyalah alatNya saja, di mana tanpa Roh Tuhan bekerja mereka tidak bisa berbuat apa-apa.  "Karena itu yang penting bukanlah yang menanam atau yang menyiram, melainkan Allah yang memberi pertumbuhan. Baik yang menanam maupun yang menyiram adalah sama; dan masing-masing akan menerima upahnya sesuai dengan pekerjaannya sendiri."  (1 Korintus 3:7-8).



     Tuhan menghendaki kita senantiasa hidup dalam persekutuan yang erat di antara sesama anggota tubuh Kristus.  Bersekutu berarti membangun suatu hubungan yang di dalamnya terdapat unsur sehati, sepikir, saling menguatkan dan menopang, sehingga terbangun satu kesatuan yang utuh, tidak terpecah-pecah.

Kita harus memusatkan kasih dan kesetiaan kita kepada Tuhan dan firman-Nya saja, bukan pada pemberita firman atau siapa.

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 4 Maret 2015 

0 komentar:

Posting Komentar