ORANG BIJAK MENDENGARKAN NASIHAT (1)
Baca: Amsal 12:1-28
"Jalan orang bodoh lurus dalam anggapannya sendiri, tetapi siapa mendengarkan nasihat, ia bijak." Amsal 12:15
"Jalan orang bodoh lurus dalam anggapannya sendiri, tetapi siapa mendengarkan nasihat, ia bijak." Amsal 12:15
Sebagai manusia kita memiliki kecenderungan mementingkan dan membenarkan diri sendiri atau menganggap diri paling benar sehingga kita sulit sekali menjadi pendengar yang baik bagi orang lain. Mendengarkan orang lain berarti punya rasa penghargaan terhadap orang lain dan tanda bahwa kita mampu memahami mereka; mau mendengarkan orang lain berarti pula rela menerima teguran, masukan, kritik, saran ataupun nasihat dari orang lain. Jadi kita harus menyikapi secara positif semua itu yang ditujukan kepada kita. "...mereka yang mendengarkan nasihat mempunyai hikmat. (Amsal 13:10).
Sebagai pemimpin bangsa Israel Musa memiliki tugas dan tanggung jawab yang sangat berat, jauh melebihi kemampuannya. "Sebab bangsa ini datang kepadaku untuk menanyakan petunjuk Allah. Apabila ada perkara di antara mereka, maka mereka datang kepadaku dan aku mengadili antara yang seorang dan yang lain; lagipula aku memberitahukan kepada mereka ketetapan-ketetapan dan keputusan-keputusan Allah." (Keluaran 18:15-16). Musa memikul tugas berkenaan dengan wewenang membuat undang-undang serta mengadili perkara yang terjadi di antara orang Israel. Mustahil bagi Musa untuk mengerjakan tugas itu seorang diri, karena itu dia sangat membutuh rekan kerja untuk membantunya.
Yitro, sang mertua, yang juga adalah seorang imam dari Midian, selalu memperhatikan dan mengamati kesibukan Musa sehari-hari dalam "...mengadili di antara bangsa itu; dan bangsa itu berdiri di depan Musa, dari pagi sampai petang." (Keluaran 18:13). Mulai dari pagi sampai petang Musa harus menjalankan tugasnya dan itu sangat menguras energi dan membuat stress. Karena itu ia menasihati Musa, "Tidak baik seperti yang kaulakukan itu. Engkau akan menjadi sangat lelah, baik engkau baik bangsa yang beserta engkau ini; sebab pekerjaan ini terlalu berat bagimu, takkan sanggup engkau melakukannya seorang diri saja." (Keluaran 18:17-18). Yitro pun mengajukan usul kepada Musa untuk melakukan pendelegasian tugas kepada orang-orang yang dinilainya tepat dan qualified sehingga Musa tidak harus 'turun gunung' langsung. Dibutuhkan kerendahan hati untuk menerima nasihat dan saran dari orang lain! (Bersambung)
Disadur dari Renungan Harian Air
Hidup, edisi 5 Juni 2013 -
0 komentar:
Posting Komentar