DIDIKAN DAN HAJARAN TUHAN
Baca: Ayub 5:1-27
"Sesungguhnya, berbahagialah manusia yang ditegur Allah; sebab itu janganlah engkau menolak didikan Yang Mahakuasa." Ayub 5:17
"Sesungguhnya, berbahagialah manusia yang ditegur Allah; sebab itu janganlah engkau menolak didikan Yang Mahakuasa." Ayub 5:17
Adakah seorang anak yang tidak menerima didikan dari ayahnya atau orangtuanya? Semua pasti pernah mengalami dan merasakannya. Karena terlalu bandelnya terkadang seorang anak sampai harus mengalami hajaran. Dan ketika orangtua menghajar kita dengan keras, apakah itu tanda bahwa mereka membenci dan tidak mengasihi kita? Tertulis: "Siapa tidak menggunakan tongkat, benci kepada anaknya; tetapi siapa mengasihi anaknya, menghajar dia pada waktunya." (Amsal 13:24).
Orangtua jasmani mendidik dan menghajar anaknya dengan tujuan untuk kebaikan si anak itu sendiri supaya mereka tidak menjadi anak yang nakal, tapi menjadi anak yang patuh. Begitu juga dengan kita yang berstatus sebagai anak-anak Tuhan harus mau dan rela untuk dididik, ditegur dan dihajar oleh Tuhan yang Bapa kita. Karena itu "Hai anakku, janganlah anggap enteng didikan Tuhan, dan janganlah putus asa apabila engkau diperingatkan-Nya; karena Tuhan menghajar orang yang dikasihi-Nya, dan Ia menyesah orang yang diakui-Nya sebagai anak." (Ibrani 12:5-6). Namun yang perlu kita pahami, kata 'hajaran' ini bukanlah suatu pukulan yang didasari oleh perasaan marah atau benci, tapi mengandung arti suatu tindakan disiplin yang akan membawa kita kepada kedewasaan. Memang untuk dapat masuk dalam didikan Tuhan ini tidaklah mudah karena kita harus menaklukkan keinginan diri sendiri, khususnya yang menyangkut kedagingan kita. Didikan dan hajaran Tuhan itu memang sakit bagi daging kita, tapi semua itu mendatangkan kebaikan bagi kita; hal ini membuktikan bahwa Tuhan sangat peduli dan mengasihi kita begitu rupa. Tuhan mendidik kita supaya kita tumbuh sebagai manusia-manusia rohani dan berkarakter seperti Kristus. Karena itu jangan marah dan kecewa jika kita sedang berada dalam didikan Tuhan, sebaliknya, tetaplah berpegang teguh pada ketetapan-ketetapanNya.
Milikilah penyerahan diri kepada Tuhan dan mohon pimpinan Roh Kudus senantiasa, karena Dialah yang akan memampukan kita untuk melewati semuanya itu!
"Karena Dialah yang melukai, tetapi juga yang membebat; Dia yang memukuli, tetapi yang tangan-Nya menyembuhkan pula." Ayub 5:18
Disadur dari Renungan Harian Air
Hidup, edisi 31 Juli 2013 -
0 komentar:
Posting Komentar