GBI Gema Golgota

Selasa, 24 September 2013

JANGAN MENABUR RUMPUT!

JANGAN MENABUR RUMPUT!
Baca: Mazmur 129:1-8

"Mereka seperti rumput di atas sotoh, yang menjadi layu, sebelum dicabut,"  Mazmur 129:6



Orang Kristen seringkali menggunakan prinsip ekonomi dalam menabur yaitu inginnya menabur sesedikit mungkin tapi mengharapkan tuaian yang sebesar-besarnya.  Ada juga yang tidak ingin menabur atau memberi, maunya hanya menerima saja.  Itu adalah cara pikir duniawi yang berbeda dengan prinsip firman Tuhan.  "Berilah dan kamu akan diberi: suatu takaran yang baik, yang dipadatkan, yang digoncang dan yang tumpah ke luar akan dicurahkan ke dalam ribaanmu. Sebab ukuran yang kamu pakai untuk mengukur, akan diukurkan kepadamu."  (Lukas 6:38).  Artinya siapa menabur sedikit akan menuai sedikit dan yang menabur banyak akan menuai banyak pula.  Orang yang menabur banyak tidak akan mengalami kerugian atau hidup dalam kekurangan, apalagi kalau untuk tuaian yang bersifat kekal.  "Ada yang menyebar harta, tetapi bertambah kaya, ada yang menghemat secara luar biasa, namun selalu berkekurangan. Siapa banyak memberi berkat, diberi kelimpahan, siapa memberi minum, ia sendiri akan diberi minum."  (Amsal 11:24-25).

     Orang yang menabur sedikit tapi ingin menuai banyak itu sama halnya dengan menabur benih rumput.  Rumput memiliki ciri mudah layu, mudah dicabut, kering, tidak tahan cuaca dan tidak memiliki banyak kegunaan.  Apabila rumput sudah kering tidak ada alternatif lain selain dibakar dalam nyala api.  Memang, sedikit benih rumput pada saatnya akan menuai padang rumput dan bunga-bunganya, namun Alkitab menegaskan bahwa semuanya tidak bisa bertahan lama, ia akan kering dan layu,  "Rumput menjadi kering, bunga menjadi layu, tetapi firman Allah kita tetap untuk selama-lamanya."  (Yesaya 40:8).

     Mana yang Saudar pilih?  Menabur sedikit, ala kadarnya dan hasil tuaiannya pun tidak berguna, atau kita mau menabur banyak dengan benih berkualitas disertai motivasi yang benar dan menghasilkan tuaian yang berlipatkali ganda?  Mari menabur benih yang baik dan berkualitas baik dalam pelayanan maupun kehidupan sehari-hari.  Jangan sampai waktu dan kesempatan terlewatkan begitu saja.  Berkat materi yang kita miliki pun jangan sampai menjadi penghalang bagi kita untuk lebih banyak menabur!

Taburlah benih yang baik dan berkualitas untuk Tuhan dan juga sesama, maka tuaian besar menanti kita!

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 25 September 2013 -

0 komentar:

Posting Komentar