GBI Gema Golgota

Selasa, 14 Januari 2014

ALLAH: Bapa yang Baik (2)


ALLAH: Bapa yang Baik (2)
Baca:  Lukas 15:11-32

"Kita patut bersukacita dan bergembira karena adikmu telah mati dan menjadi hidup kembali, ia telah hilang dan didapat kembali."  Lukas 15:32




Setelah mengalami kegagalan, kehancuran dan mengalami jalan buntu untuk setiap permasalahan yang kita hadapi seringkali kita baru menyadari akan kesalahan yang kita perbuat dan menyesal.  Memang, penyesalan selalu datang terlambat.  Inilah yang dirasakan anak bungsu,  "Betapa banyaknya orang upahan bapaku yang berlimpah-limpah makanannya, tetapi aku di sini mati kelaparan. Aku akan bangkit dan pergi kepada bapaku dan berkata kepadanya: Bapa, aku telah berdosa terhadap sorga dan terhadap bapa, aku tidak layak lagi disebutkan anak bapa; jadikanlah aku sebagai salah seorang upahan bapa."  (Lukas 15:17-18).  Akhirnya anak bungsu pun memutuskan untuk kembali ke rumah ayahnya.  Ia tidak peduli apakah ayahnya masih mau menerimanya atau tidak.

     Perhatikan:  ketika anaknya yang bungsu kembali,  "Ayahnya itu berlari mendapatkan dia lalu merangkul dan mencium dia."  (Lukas 15:20b).  Luar biasa!  Dengan tangan terbuka ayah menyambut kembali anak bungsunya yang telah lama hilang.  Bukan hanya itu, ia pun memberikan jubah yang terbaik, cincin dan juga sepatu  (ayat 22b).  Inilah gambaran kasih Bapa yang sungguh besar kepada kita;  tanganNya selalu terbuka untuk menyambut dan menerima kita kembali meskipun kita telah memberontak, hidup dalam ketidaktaatan dan meninggalkan Dia demi menuruti keinginan hawa nafsu.  Jubah yang diberikan ayah kepada anak bungsu adalah gambaran kebenaran dan keselamatan.  Kebenaran telah hilang dalam diri semua manusia oleh karena dosa,  "Tidak ada yang benar, seorangpun tidak."  (Roma 3:10).  Firman Tuhan menegaskan bahwa  "...upah dosa ialah maut;"  (Roma 6:23)  namun  "Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal."  (Yohanes 3:16).

     PengorbananNya di kayu salib membenarkan manusia dan memberi manusia keselamatan.  "Dahulu memang kamu hamba dosa, tetapi sekarang kamu dengan segenap hati telah mentaati pengajaran yang telah diteruskan kepadamu. Kamu telah dimerdekakan dari dosa dan menjadi hamba kebenaran."  (Roma 6:17-18).

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 12 Januari 2014 

0 komentar:

Posting Komentar