DALAM PIMPINAN ROH KUDUS (1)
Baca: Mazmur 51:1-21
"Janganlah membuang aku dari hadapan-Mu, dan janganlah mengambil roh-Mu yang kudus dari padaku!" Mazmur 51:13
Sebagai orang percaya kehidupan kita harus berbeda dari kehidupan orang-orang di luar Tuhan karena di dalam diri kita ada Roh kudus, seperti tertulis: "Tidak tahukah kamu, bahwa kamu adalah bait Allah dan bahwa Roh Allah diam di dalam kamu?" (1 Korintus 3:16) dan "...Roh yang ada di dalam kamu, lebih besar dari pada roh yang ada di dalam dunia." (1 Yohanes 4:4). Kuasa itulah yang senantiasa menyertai perjalanan hidup kita, bahkan penyertaanNya atas kita sampai kepada akhir zaman. Tanpa Roh Kudus kita tidak akan sanggup melewati tantangan hidup ini karena musuh selalu ada di sekeliling kita. "Lawanmu, si Iblis, berjalan keliling sama seperti singa yang mengaum-aum dan mencari orang yang dapat ditelannya." (1 Petrus 5:8).
Kekuatan kita sebagai manusia sangat terbatas. Karena itu firmannya menasihati, "Jangan berharap pada manusia, sebab ia tidak lebih dari pada embusan nafas, dan sebagai apakah ia dapat dianggap?" (Yesaya 2:22), sementara uang, kekayaan, jabatan, tentara atau popularitas juga sama sekali tidak bisa menjadi sandaran dan penolong bagi kita. Inilah yang disadari Daud meski dia adalah seorang raja, berlimpah harta kekayaan, pemegang kekuasaan tertinggi dan juga ditopang oleh pasukan tentara yang kuat, tapi kesemuanya itu tak ada yang sanggup menolong hidupnya. Daud pun mengakui, "Pertolonganku ialah dari TUHAN, yang menjadikan langit dan bumi." (Mazmur 121:2), "Sesungguhnya, Allah adalah penolongku; Tuhanlah yang menopang aku." (Mazmur 54:6). Tanpa campur tangan Tuhan ia benar-benar tidak bisa berbuat apa-apa dan tidak punya arti apa-apa. Itulah sebabnya Daud sangat membutuhkan penyertaan Tuhan melalui kuasa Roh kudus dalam hidupnya. Ia pun memohon kepada Tuhan, "...janganlah mengambil roh-Mu yang kudus dari padaku!" (ayat nas).
Tidak bisa dibayangkan jika kuasa Tuhan (RohNya) meninggalkan kita dan tidak lagi menyertai kita! Ini yang terjadi dalam diri Saul. "TUHAN telah mengoyakkan dari padamu jabatan raja atas Israel pada hari ini dan telah memberikannya kepada orang lain yang lebih baik dari padamu." (1 Samuel 15:28). Tanpa kuasa Tuhan menyertai, Saul harus menuai kegagalan dan kehancuran dalam hidupnya! (Bersambung)
"Janganlah membuang aku dari hadapan-Mu, dan janganlah mengambil roh-Mu yang kudus dari padaku!" Mazmur 51:13
Sebagai orang percaya kehidupan kita harus berbeda dari kehidupan orang-orang di luar Tuhan karena di dalam diri kita ada Roh kudus, seperti tertulis: "Tidak tahukah kamu, bahwa kamu adalah bait Allah dan bahwa Roh Allah diam di dalam kamu?" (1 Korintus 3:16) dan "...Roh yang ada di dalam kamu, lebih besar dari pada roh yang ada di dalam dunia." (1 Yohanes 4:4). Kuasa itulah yang senantiasa menyertai perjalanan hidup kita, bahkan penyertaanNya atas kita sampai kepada akhir zaman. Tanpa Roh Kudus kita tidak akan sanggup melewati tantangan hidup ini karena musuh selalu ada di sekeliling kita. "Lawanmu, si Iblis, berjalan keliling sama seperti singa yang mengaum-aum dan mencari orang yang dapat ditelannya." (1 Petrus 5:8).
Kekuatan kita sebagai manusia sangat terbatas. Karena itu firmannya menasihati, "Jangan berharap pada manusia, sebab ia tidak lebih dari pada embusan nafas, dan sebagai apakah ia dapat dianggap?" (Yesaya 2:22), sementara uang, kekayaan, jabatan, tentara atau popularitas juga sama sekali tidak bisa menjadi sandaran dan penolong bagi kita. Inilah yang disadari Daud meski dia adalah seorang raja, berlimpah harta kekayaan, pemegang kekuasaan tertinggi dan juga ditopang oleh pasukan tentara yang kuat, tapi kesemuanya itu tak ada yang sanggup menolong hidupnya. Daud pun mengakui, "Pertolonganku ialah dari TUHAN, yang menjadikan langit dan bumi." (Mazmur 121:2), "Sesungguhnya, Allah adalah penolongku; Tuhanlah yang menopang aku." (Mazmur 54:6). Tanpa campur tangan Tuhan ia benar-benar tidak bisa berbuat apa-apa dan tidak punya arti apa-apa. Itulah sebabnya Daud sangat membutuhkan penyertaan Tuhan melalui kuasa Roh kudus dalam hidupnya. Ia pun memohon kepada Tuhan, "...janganlah mengambil roh-Mu yang kudus dari padaku!" (ayat nas).
Tidak bisa dibayangkan jika kuasa Tuhan (RohNya) meninggalkan kita dan tidak lagi menyertai kita! Ini yang terjadi dalam diri Saul. "TUHAN telah mengoyakkan dari padamu jabatan raja atas Israel pada hari ini dan telah memberikannya kepada orang lain yang lebih baik dari padamu." (1 Samuel 15:28). Tanpa kuasa Tuhan menyertai, Saul harus menuai kegagalan dan kehancuran dalam hidupnya! (Bersambung)
Disadur dari Renungan Harian Air
Hidup, edisi 10 Juni 2013 -
0 komentar:
Posting Komentar